domingo, 18 de marzo de 2018

KKN di Gunung Kidul (True Story) - Epilog



KKN di Gunung Kidul (True Story) - Epilog
Story by Danu Rachman

Cerita seram dan kengerianpun berlanjut. Kakek dan dua dosen temannya saling bertatapan. Mengisyaratkan tanya tentang apa yang harus mereka lakukan? Diantara rasa panik itu, sayup sayup terdengar erangan dari luar mobil yang mendekat sembari berkata:

“NJALUK UDUD!! (MINTA ROKOK!)” – TERANG KAKEKKU DALAM TUTUR CERITANYA WAKTU ITU.

“Kalian dengar itu? Ada suara orang minta rokok dari arah luar” – tanya kakekku kepada teman-temannya.

Mereka tidak mendengar suara apapun dari luar. Terlebih suasana diluar mobil sangatlah gelap dan hanya pepohonan rindang yang memenuhi sisi kiri dan kanan jalan utama tersebut. Entah kenapa kakekku merasa suara aneh meminta rokok tersebut bukan sekedar ilusi atau salah dengar yang terjadi. Dia yakin bahwa hal itu berkaitan dengan kejadian aneh tersebut.  Kakek bukanlah seorang perokok, jadi dia dengan tanggap, kakek bertanya kepada supir dan dua dosen yang berada di dalam mobil tersebut.

“Sopo nduwe rokok? Cepet kene kekne aku (siapa punya rokok? Cepat berikan pada saya)” pinta kakek dengan nada tergesa.

Beruntung salah satu dosen yang menemani kakek waktu itu seorang perokok dan menyimpan satu bungkus rokok yang masih berisi beberapa batang rokok didalamnya. Diraihlah bungkusan rokok tersebut darinya dan dengan cepat kakek melemparkan bungkus rokok tersebut keluar jendela kaca mobil. Setelah itu, kakek mencoba menenangkan sang supir.

“Wes nak, istighfar… istighfar… nyebut, tenangno atimu (sudah nak, istighfar, tenangkan hatimu)” ungkap kakek sambil menepuk pundak supir mobil tersebut.

Tak lama kemudian secara bertahap pandangan supir mobil yang membawa kakek dan teman-teman dosennya tersebut kembali seperti semula. Kengerian masih menyelimuti mereka berempat. Setelah suasana kembali tenang, mereka kemudian melanjutkan perjalanan kembali menuju kota Yogyakarta. Untungnya tidak ada kejadian atau cerita seram lainnya yang terjadi setelah itu. Dan mereka berhasil kembali ke kota Yogyakarta dengan aman.

***
Mungkin secara medis, ada penjelasan tentang fenomena mendadak buta yang dialami oleh supir mobil yang mengantar kakek dan kedua temannya ini. Namun peda kenyataannya, ketika supir itu memeriksakan matanya kepada ahli mata, para spesialis tidak menemukan adanya indikasi gangguan medis serius yang terjadi pada mata supir tersebut. Lalu bagaimana menjelaskan tentang suara erangan yang meminta rokok dari luar mobil yang ditumpangi kakek dan teman-temannya tersebut?

Apakah itu hanya ilusi belaka atau memang ada makhluk astral yang iseng mengganggu orang. Tidak ada jawaban yang pasti dan memuaskan akan hal itu. Yah, setelah mendengar kisah itu, aku masih tetap memutuskan pergi bersama teman-teman ke pantai Gunung Kidul. Hanya saja, kami tidak melewati jalan imogiri, dlinggo dan sekitarnya sebagai alternatif. Kami mengambil rute melewati Jalan Wonosari, meskipun saat itu jalan disana sedang padat merayap.

Cerita seram ini nyata dan benar-benar terjadi ditahun 1989. Pengalaman ini diceritakan oleh mendiang Professor Kasto, Dosen kehormatan UGM yang meninggal pada penghujung tahun 2014 lalu. Kemudian dikisahkan kembali oleh cucu almarhum

The End

No hay comentarios:

Publicar un comentario

Bertemu dengan Hantu (True Story) Part 15

Berteman dengan Hantu (True Story) Part 15 - PERTEMUAN PERTAMA DALAM 66 TAHUN by : Sinyoreborn Ane telah menceritaken semua ke Noni Van De W...